CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages

Thursday, April 4

Waspada! 5 Hal ini dapat Menyakitkan Hati Anak

Baik atau buruknya pertumbuhan psikologis anak dibentuk oleh keluarganya sendiri. Orang tua pasti selalu ingin memberikan segala yang terbaik untuk perkembangan anaknya. Namun sebaik-baiknya orang tua mempersiapkan pendidikan anak, kadang kala masih ada kekurangan. Perkataan maupun tindakan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak kadang kala tidak terlalu dianggap serius oleh orang tua, karena berpikir bahwa sang anak belum mengerti dan akan melupakan kejadian setelah mereka dewasa.
Anak kecil masih belum bisa menunjukkan perasaannya dengan lisan, dan bahkan kadang kala masih belum mengerti arti kekecewaan itu sendiri. Namun orang tua harus berhati-hati dalam berkata-kata dan bersikap terhadap anak, karena bila tidak diperhatikan dan terus-menerus dibiarkan, anak akan merasa sakit hati, kecewa, tidak diterima dan merasa tidak dekat dengan orang tuanya. Perasaan-perasaan ini lah yang nantinya akan mempengaruhi bagaimana mereka bersikap pada orang tua mereka. Oleh sebab itu, perhatikanlah hal-hal berikut yang dapat menyebabkan sakit hati anak :
1.    Orang tua tidak menepati janji. Berusahalah untuk mengingat janji-janji yang pernah kita berikan pada anak, agar anak merasa tidak disepelekan dan tidak dipermainkan perasaannya. Oleh sebab itu, jangan berikan janji-janji yang tidak bisa kita tepati. Dengan menepati perkataan janji kita, anak akan merasa bisa mempercayai perkataan orang tuanya dan tidak meremehkan orang tuanya.
2.    Kurang memberi perhatian dan waktu. Menyatakan kasih sayang dan membangun hubungan yang dekat dengan anak tidak bisa hanya dilakukan dengan memberi hadiah atau kehadiran semata-mata. Kasih sayang kita terhadap anak yang mendalam akan terbaca sendirinya oleh anak melalui kehadiran anda yang sungguh-sungguh memberikan perhatian untuknya sepenuhnya. Namun waktu dan keadaan sering kali membatasi perhatian orang tua untuk selalu ada untuk anak. Sekalipun orang tua sibuk, adakanlah waktu dan usahakanlah komunikasi dengan anak. Luangkanlah waktu setiap hari untuk berinteraksi bahkan bertatap muka dengan dia dan membangun komunikasi yang baik.
3.    Tidak menjadi teladan bagi anak. Konsisten dalam berkata-kata dan bertingkah laku yang baik, sopan dan tidak melakukan apa yang kita larang untuk anak kita. Dimanapun kita berada, siapapun yang kita hadapi, kita harus menunjukkan nilai yang sama. Terapkanlah nilai standard hidup yang sama dimanapun kita berada, sehingga kita tidak terlihat seperti orang yang munafik di depan anak. Anak akan merasa ditipu bila melihat orang tuanya melakukan apa yang ia tidak boleh lakukan.
4.    Berlaku kasar pada anak. Jangan bebicara dengan nada yang tinggi dan berteriak-teriak. Jangan terbawa emosi bila menghadapi anak sehingga secara tidak terkontrol, karena kita bisa melakukan tindak kekerasan pada anak kita. Perlakuan yang kasar akan membuat anak merasa tertolak dan merasa bahwa keberadaannya tidak diinginkan. Tindakan dan perkataan kasar dari orang tua ini akan memicu anak untuk berbuat hal yang sama pula kepada orang lain, termasuk orang tuanya sendiri.
5.    Merendahkan anak dengan perkataan negative. Jangan biasakan untuk memperkatakan kata-kata yang negatif kepada anak kita, seperti mencap “bodoh”, “lamban”, “pemalas” dll. Karena label apa yang kita berikan kepada anak, itulah yang akan diingat dan dianggap menjadi identitas dirinya. Biasakanlah untuk memotivasi anak dengan kata-kata yang membangun dan menguatkan, daripada memberi kata-kata negatif yang menjatuhkan rasa percaya diri mereka. Walaupun anak mendengar kata-kata negatif dari orang lain atau teman-temannya, namun anak telah memiliki dasar yang kuat dan kepercayaan diri yang dibekali oleh orang tuanya. Perkataan negatif  dari orang lain tidak akan digubris karena orang tuanya tidak berkata negatif tentang dirinya.

Sumber : http://bilna.com, pr@bilna.com

0 komentar:

Post a Comment